Rabu, 03 September 2008

Hidupku seperti Mentari

Musim hujan yang selalu basah dan lembab. Ya, selembab hati dan pikiran yang memenuhi ruang kehidupan dalam relung jiwa yang kosong. Semakin hari keadaan batin semakin brutal. Serasa pikiran dipenuhi masalah yang tak berujung-ujung. Menanti hal yang pasti, yang tak pernah ada kepastiannya, kapan. Sejak mencari jati diri dalam raungan alam yang sudah ternoda. Dimana terdapat ketenangan, kebahagiaan, dan kekuatan untuk kutempuh perjuangan?.

Hidup sudah berubah seperti mimpi. Tak pernah masuk akal. Memang seperti apa hidup yang semestinya? Tak tahulah bagaimana seharusnya opera kehidupan ini berjalan. Sudahlah hidup ini akan terjalani seperti air, air, ya seperti air, entah air yang berada di atas daun talas, air terjun-kah, air yang berada di jalur irigasi persawahan atau mungkin air yang berada di dalam teko yang tua yang usang, dan tak akan ditengok orang.

Kehidupan yang nestapa pun dimulai. Entah mengapa semua ini harus terjadi dan dilalui oleh kereta - yang dimana ku mengantri di peron yang tak pernah kuketahui bagaimana akhirnya nanti, sampai Sang Penjemput tiba di sisiku.

Tuhan, selamatkan hidupku, Tuhan, berikan yang terrbaik untukku. Tuhan, Tuhan, Tuhan. Kuingin sepenuh jiwa dan ragaku dapat mencintaiMu, mencintaiMu tanpa rasa yang lain selain mencintaiMu, bukan karena ku ingin selamat dalam perjalanan ini, bukan karena menginginkan balasan atas kebaikan ku selama perjalanan, bukan karena takut karena azabMu atas nestapa yang kuterima karena ku. Tuhan, Tuhan, Tuhan. Bagaimana kudapat meraihMu, Kuselalu menjerit bila mengingat cintaku padaMu tak pernah sesuci, tak pernah semurni yang Engkau ridhoi. Selamatkan aku Tuhan. Engkau, Engkau, Engkau, Tuhan, Tuhan.

Mulailah, perjalananku mendaki panasnya padang pasir, curamnya bukit hutan tropis, menggigilnya malam dan gerahnya siang. Harus kutempuh.

Kubuka kelopak mataku, berharap yang terjadi hanya mimpi konyol yang dapat terlupakan dengan tawa. Aaahhh… seandainya hidup ini memang semudah itu. Tak segara ku bangkit dari pembaringanku, rasanya ruh ini belum kembali ke jasad ini. Tapi yangharus kita sadari adalah kita ini diciptakan dengan ruh , bahkan aktivitasku ku jalani dengan ruh, karena jika hanya dengan jasadku,,, semuanya pasti tak akan pernah terlaksana…

0 komentar:

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008