Rabu, 30 Juli 2008

Dilempar Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah…

Kemarin, tepatnya tanggal 23 Juli 2008, aku mengalami hal yang cukup mencengangkanku. Kalau mengenang hal ini aku jadi merasa menjadi seorang gadis berusia 16 tahun paling tulul dan paling melarat dalam sekejap.

Kisah ini nyata, terjadi di kelas baruku, kelas XII Sos 2. Ketua kelas menagihkan uang kesetiap anak di kelas, aku sebagai bendahara kelas tidak tahu menahu mengenai pemungutan uang seribu rupiah per anak ini dalam rangka apa. Ketika aku dimintai aku bertanya kepada ketua kelasku yang hebat ini, “Za, uang buat apa??”. Dia menjawab, “Buat beli jam kelas..”. “oo, jam kelas..”lalu kuserahkan seribu rupiah dari sakuku, tanpa komentar. Sang ketua kelas melanjutkan berkeliling untuk memastikan setiap anak menunaikan kewajibannya.

Sampai teman-teman yang duduk dibarisanku baru datang dari sholat dzuhur (perlu diketahui 6 orang yang duduk dibelakangku semuanya cowok), mereka dimintai uang oleh ketua kelas. Salah satunya berkata dengan keras, “ah, za! Lw baru jadi ketua udah minta-mintain duit!” nadanya bercanda khas anak jaman sekarang. Sang ketuapun membalasnya “iya,nie..”. yang lain berkata, “buat apaansih, za??”. “buat jam kelas..”. eh, ada yang nyeletuk lagi “mana proposal sama surat izinnya?!”masih dengan candaan, dan semuanya terdengar baik-baik saja. Ketika giliran cowok yang duduk di belakang tempat duduk dimintai duit..aku berkata tanpa berfikir baa,,bi,,bu,, lagi.

“wah, uangnya ada berapa,tuh?? Kayaknya harga jam dinding gak semahal itu..” aku berkata dengan ringannya, hampir tidak melihat wajah sang ketua kelas.. tiba-tiba dalam hitungan 1,5 detik sang ketua kelas melemparkan semua uang yang dipegangnya tepat dihadapanku!! Sontak saja aku ternganga selama beberapa detik sambil memandang wajah sang ketua kelas, dan tidak mempedulikan uang yang bercecerah dimeja temanku itu.. sang ketua angkat bicara dengan cepat dan wajah memerah dan matanya sedikit membesar. “tuh, lw aja yang urus, gw g mw tau! Gw kan cuma mau ngurusin doang! Yaudah sekarang lw yg tanggung jawab!” dia berbicara sambil berjalan ke arah tempat duduknya yang kebetulan jauh sekali dari tempat dudukku (aku duduk dibarisan dekat pintu masuk dan dia duduk di barisan paling jauh dari tempat dudukku,,) dia melanjutkan “pokoknya besok udah harus ada jam dinding, tamplak meja sama spidol buat kelas ini..!”. buru-buru aku berteriak “za, za.. kok marah sih?? Kan gak maksud begitu..” tetapi kata-kataku tertelan oleh teriakan anak-anak cowok yg duduk dibelakangku yang mengumpat dan protes atas perlakuan sang ketua kelas yang dianggap jauh dari bijak dan memang seperti sangat tidak relevan untuk ‘marah’ (cowok-cowok belakang memang ‘teman-temanku’ semua).

Aku panik! Waduh ketua kelas marah padaku! Bagaimana ini?? Bagaimana kalu dia benar-benar tersinggung? Padahal aku tidak bermaksud menyinggung dia, aku hanya ingin tahu semua perputaran uang yg terjadi di kelasku, karena aku bendahara kelas. Di ujung sana ketua kelas ditanyai teman-temannya mengapa dia marah. Dan dia mengulangi berkata kearahku “pokoknya besok udah harus ada taplak, jam dinding sama spidol kelas, gw gak mw tau lagi!”. Aku tidak merespon karena semenjak sang ketua melemparkan Dua Puluh Lima Ribu Rupiah mulunya ternganga, wajahku terasa sedikit memanas, mw nangis rasanya.. tapi gak mungkin Cuma gara-gara hal sepele harus nangis.. aku bingung, pikiranku hanya dipenuhi pertanyaan, benarkah si ketua segitu marahnya?? Waduh, saat itu juga aku menyadari sebagian besar penduduk kelas memandangiku wabil khusus teman-teman satu barisku, dari mata mereka aku membaca ada yang khawatir kalau aku menangis, ada yang tidak terima dengan sikap ketua kelas, sampai tatapan yang menunggu tindakan selanjutnya dariku. Satu detik aku berfikir sebagian dari mereka berkata “naqiya, kamu adalah gadis tertolol di dunia ini!”.

Aku bingung. Teman sebangkuku sontak berkata, “minta maaf sekarang, naqiya! Sini aku anterin kamu!” dia menarik tanganku, tapi aku menahannya, dalam benakku si ketua kelas pasti sedang cape’ banget kalu nggak dia gak mungkin semarah itu karena hal yang sepele, dan minta maaf saat saat itu berarti aku dua kali lipat bodohnya dari sebelumnya. Aku hanya bilang, “terus uangnya diapain?” tanyaku memandang uang yg berceceran itu, kalau boleh memilih aku lebih baik tidak menyentuh lembaran-lembaran rupiah itu. Temanku memunguti uangnya, kemudian mengulangi ucapannya sambil menariki tanganku, aku menahannya. Aku merasakan teman-temanku sangat menyayangiku, mereka semua memandangiku. Sebagian dari mereka marah pada si ketua, sebagian lagi seperti khawatir kalau aku menangis, dan sebagian lagi memaksaku untuk menyelesaikan masalah itu saat itu juga. Bagus sekali. Kemudian aku bilang ke teman sebangkuku, “nanti aja, ma.. kasian dia lagi capek..”. temanku tetap memaksa, sepertinya dia belum paham, akhirnya kuucapkan dengan letih, “minta maaf ke orang kan juga harus meringankan dia…”. Akhirnya temanku melepaskan tanganku dan meletakkan setumpuk uang itu dimejaku. Tidak lama kemudian guru akuntansi komputer masuk kelas dan melanjutkan pelajaran. Sejurus kemudian dengan berat hati aku meletakkan setumpuk uang itu ke laci mejaku, uang itu tersa berat sekali.

Ibu guru mulai menerangkan tentang macam-macam software accounting yang ada di dunia , setidaknya itu yang aku ingat, dan kita aka mempelajari MYOB 13, software MYOB berasal dari australia, dan katanya lagi memiliki siklus akuntansi yang mirip dengan siklus akuntansi standar yg berlaku di Indonersia. Kemudian dia berkata-kata lagi. Aku tidak bisa menerima semua yang beliau katakan karena diriku dipenuhi rasa bersalah.. bingung.. dan terasa sangat menyebalkan. Sampai satu jam pelajaran berakhir, ibu guru keluar kelas. Berarti giliran bapak guru (sampai hari ini aku belum tahu nama gurunya, kemarin adalah hari pertamanya mengajar dikelasku, dan tadi diumumkan bahwa orang tua dari guruku ini meninggal dunia) yang mengajar akuntansi (di sekolahku ada akuntansi non komputer dan komputer akuntansi) akan masuk ke kelas. Dia menerangkan tentang akuntansi perusahaan dagang, aku memutuskan untuk tidak mencatat dan tidak mendengarkan materi darinya, seperti yang aku lakukan ketika pelajaran akuntansi komputer tadi. Ketiga jam pelajaran terakhir ini terasa begitu menyiksaku. Bagaimana tidak, aku sedang ada masalah dengan ketua kelas, kemudian bayangkan dalam pelajaran akuntansi berapa kali sang guru mengucapkan kata “uang”, “laporan keuangan” , dan lain sebagainya yang menginagtkanku pada tugasku sebagai bendahara kelas yang sangat tidak aku inginkan.. T-T. aku masih meras sebagai anak tolol..

Selama pelajaran teman-temanku terus berguyon, guna untuk menghiburku, aku tahu hal itu, tapi sulit untukku bisa ikut tertawa atau sekedar tersenyum lagi.. Aku merasakan dibelakang teman-temanku memperhatiakan tindak-tandukku, ada beberapa yang membicaraka kejadian dramatis berdurasi beberap detik tadi,, snagt menyebalkan. Aku tahu yang merasakan aneh bukan hanya aku seorang, teman-temanku terbiasa mendengarku berguyon saat jam pelajaran atau nyeletuk menjawab pertanyaan dari guru.. tapi selama tiga jam pelajaran terakhir itu,, semua begitu sepi. Sempat aku tersenyum karena temanku melucu, ketika ku menengok ke belakang, salah satu dari mereka berseru “hore! Naqiya ketawa lagi..” itu kata temanku yang sepertinya khawatir kalau aku akan menangis, yang satu lagi berkata, “Qya, selesein tuh masalah lw..” kalau komentar yg itu dari temanku yg sepertinya marah sama sang ketua kelas, dia juga bilang bahwa pertanyaku ke ketua kelas tadi sangat wajar, tidak ada salahnya.

Aku merasa konyol.. ya sudah, akhirnya untuk pertama kalinya selama kelas XII aku tidak mengharapkan bel pulang segera berbunyi. Jadi ketika bel berbunyi, jantungku berdegup kencang, tanpa membereskan barang-barangku aku mengejar sang ketua kelas yang berada di ambang pintu kelas untuk keluar. Aku cegat dia.. “za, tadi marah ya?? Maaf, aku gak bermaksud..” dia langsung bicara,“gak, kok..gw gak marah..” (jawaban ini sangat menyebalkan, kalo gak marah tadi ngapain ngelempar ntuh duit di depan anak-anak sambil ngomel-ngomel??!!). dan akhirnya clearlah maslahnya, kami kemudian berbicara dan mengkoordinir semuanya bersama.. fuih,,,lega..

Ah…banyak yang kupelajari dan makin kusadari bahwa diriku ini memang gadis ceroboh yang dapat membahayakan diriku sendiri, dan membuat orang lain yang menyayangiku ikut merasa susah.. aku akan berusaha tidak sembarangan bicara lagi… (mungkin sebagian yang membaca tulisan ini akan berkata: harusnya kamu bilang kamu tidak akan berbicara sembarangan lagi!).. tapi, aku akan berusaha!!!

Aku juga jadi teringat pada wajah teman-temanku (khususnya teman lamaku) yang mungkin aku sakiti, atau kecewa atas beberapa tindakan dan ucapanku. Aku sangat menyesal, aku tahu mereka sangat menyayangiku, aku tahu - mereka tahu - bahwa aku juga sangat menyayangi mereka. Aku minta maaf.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008