Senin, 02 Agustus 2010

Pagi ini Kumengobrol dengan Ikan

Kumembuka jendela pagi.. langsung menoleh ke kanan-kiri tanpa sempat menikmati hembusan nafas pagi, insan yang masih segar dan suci. Ke kanan dan ke kiri, masih tak ada jawaban yang kucari, jawaban atas renunganku sebelum tidur kemarin hari.. Cemberut lagi bibirku ini.. huuh
akhirnya kumenengadahlah pada langit pagi...membuatku tersenyum. Padahal tak ada jawaban juga yang pasti..tapi menengadah ke langit membuatku tersenyum, mungkin karena iman dan harapan..

RRrrr!! Hmm,,, ahh...
Ku hampiri kolam kecil itu, airnya bening, tapi dasarnya berwarna gelap, jadi aku bisa melihat wajahku lewat cermin bening itu,hhmm.. wah,, banyak ikannya
ikan kecil-kecil beraneka warna itu menghampiriku. Baru tersadar olehku kemudian, Oh iya ya, ikan kan juga makhluk hidup, dia punya ruh juga. Dia pasti saling berbicara antar sesamanya, kenapa aku tidak berbicara pada mereka saja, mereka pasti akan mendengarkan, meskipun tanpa komentar,, hmm..aku berguman b=terus dalam hati,, tapi, ah, mana mungkin aku mau dianggap bodoh bicara dengan ikan.

"hai puteri cantik,,". Hah?? tiba-tiba aku terkagetkan, beberapa ikan itu menyapaku.
"Hai Puteri cantik, wajahmu kenapa cemberut begitu?" Apa?! itu benar-benar ikan itu yang berbicara padaku.. wah, dia memanggilku puteri, puteri cantik lagi,, setidaknya dia membuatku tertawa pagi ini.

Hai ikan-ikan yang baik,, aku akhirnya menyapa mereka juga. Aku menanyakan bagaimana cuaca pagi ini menuurut mereka, mereka bilang ini cuaca yang cukup baik, mengingat dalam bulan-bulan terakhir ini sering sekali turun hujan.
Ikan-ikan, kalian baik sekali telah menyapaku dan membuatku tertawa pagi ini, benarkah aku boleh bercerita pada kalian? Bolehkah aku bertanya pada kalian? ikan-ikan baik itu tersenyum dan dengan suara mungilnya menjawab. "tentu saja puteriku yang cantik.."
Aku mencelupkan beberapa jari kakiku ke dalam kolam, ikan-ikan itu menggerumpul dan memaksaku untuk memulai berkata-kata..

Ikan, bagaimana rasanya hidup di dalam kolam yang isinya air semua? apa kau tidak bosan? tanyaku sambil menggeser-geser tanaman eceng gondok yang merayun-ayun tenang di atas air.. mereka mengatakan, "hmm..tidak juga"
Benarkah itu? kalian memang makhluk yang mudah bersyukur kalau begitu.. apakah kalian tidak penasaran dengan udara? apakah kalian tidak penasaran dengan makhluk-makhluk yang berjalan di atas tanah atau berterbangan di langit? Apa kalian tidak ingin tahu? Padahal kolam ini sangat sempit, dinding dan dasarnya berwarna gelap, apa kalian tidak bosan dan benar-benar tidak ingin berteriak??
"hmm.. dulu ya, kami penasaran.."
Lalu apa kalian pernah mencoba keluar dari kolam dan ingin melihat dunia luar??
"Hmm.. kami sebenarnya pernah mencoba tapi hanya sampai melompat beberapa sentimeter ke udara dan kembali lagi ke kolam. Sampai akhirnya kami sadar, kami tidak sendirian disini, ada banyak hal selain ikan di sini.."
Tapi apa?? apa yang menarik lainnya? kalian hanya ditemani beberapa eceng gondok di sini, batang kayu yang sudah mengering, batu-batuan di dasar kolam, daun-daun gugur yang masuk ke dalam kolam kalian...
"Puteri yang cantik dan pemurah hatinya, bagi kami, mereka bukan hanya eceng gondok, bukan hanya kayu kering yang usang, bukan sekadar batuan yang mengisi lantai kolam"
Lalu apa?? Aku kini mencelupkan pergelangan tangan kiriku ke dalam kolam,,
"ketika kami menganggap mereka terlalu sederhana, ternyata kami salah, karena sebenarnya mereka terlalu kompleks, bahkan selama kami di sini tinggal bersama mereka, kami belum bisa mengenal mereka secara keseluruhan,, kami jadi berfikir maka kami jadi sadar,, yang di kolam sekecil ini saja belum sanggup, apa lagi bila harus menjelajah daratan sana dan terbang melanglang buana di angkasa"

ooh,, begitu ya? ternyata begitu kah??

Aku mendekatkan wajahku semakin lama semakin dekat dengan kolam.
Lama-lama aku mencium airnya dan aku masuk ke dalam kolam itu..

ikan-ikan itu berteriak-teriak lucu "hai puteri,, hai puteri,,,"
Hahaha,, diamlah ikan,, aku ingin masuk ke kolam ini saja.. dengan tenang.

Minggu, 25 Oktober 2009

Beningku, Beningmu

Seperti biasa ku lalui hari-hari degan cara yang biasa, sederhana., standar, klasik, bagiku tidak ada yang spesial dari perjalanan hidupku ini. Terlebih perjalananku hari ini. Siang yang cukup terik ba’da Jumatan di sekolahku, huft.. helaku pada diri sendiri sembari melemparkan tubuh dan pandangan di teras masjid dan lapangan parker mobil yang terbilang luas. Ya, kata orang jika lelah maka pandangilah segala sesuatu yang berwarna hijau, katanya dapat menyegarkan otak yang penat. Benar saja, kusenderkan tubuhku, menyelonjorkan kedua kaki, melempar ransel abu-abu kumal yang dari tadi aku dekap di dada, menatapi pohon-pohon hijau nan rindang yang berada di pinggiran lapangan parkir, beberapa detik, tak lama ku mulai menundukkan pandangan kearah kakiku yang terselimuti kaos kaki putih yang sudah ada lobang-lobang kecilnya.. tanpa perasaan khusus aku memandangnya, bagi sebagian orang kaos kaki bolong dan tas kumal yang sudah menemaniku sejak aku SD kelas lima ini merupakan pemandangan yang jorok, tapi bagiku itu tidak penting – lebih tepatnya mungkin tidak terlalu jorok buatku.
Masih tidak bertujuan, aku mulai mengupil dengan khidmadnya sambil melihat sesekali anak ROHIS menggulung karpet dan beberapa diantaranya duluan kabur ke kantin. Hmm.. biasanya teman curhatku ada di sini, memang bukan teman dekat, aku juga bisa dibilang tidak banyak curhat dengannya, tapi aku cukup nyaman mendengarkan guyonan khasnya selama beberapa jam. Tumben.
Aku memakai sepatu kanvas hitamku dengan mengikatnya sekenanya, menyambar ranselku tercinta dan mulai melangkahkan kaki keluar pagar sekolah. Mungkin aku akan pulang ke rumah, mengharap dapat istirahat dan menikmati ikan cuek balado yang sering dibuat Ibu. Baru saja beberapa meter dari pagar, aku melihat sosok temanku melambai-lambaikan tangan sambil memanggil-manggil namaku.
“Afrizal! Afrizal! Ke sini!” Ia yang biasa disapa Tokek menginginkanku untuk turut bersamanya disalah satu warung kopi. Ku hampiri saja Ia dan tersenyum sekenanya seperti seorang paskibra ke arah teman-teman yang ternyata ada empat orang lainnya.
“Hei!” Sapaku basa-basi sambil duduk di pojokan. “Lagi pada ngapain, nih?” Kuangkat sebelah kakiku dan mengeluarkan komik One Pieces yang entah berapa kali sudah kuhatamkan.
“sstt.. ini kita mau beli minuman, lo mau ikutan kagak?”
“Minuman?”
“Iya, goceng-goceng seorang, ntar kita bagi rata kok semuanya, lo ikutan ya, Jal! kita kurang nih kalo gak sama lo!” Kali ini Gepeng yang nambahi berbicara.
“Oh, begitu..” Ku keluarkan selembar gocengan lecek dari saku celana abu-abuku. Tokek langsung merebutnya dan cabut buat beli tuh minuman haram.
Tokek datang, dan mereka minum-minum. Ini pemandangan biasa buatku, semenjak SMP aku sudah mengenal kehidupan anak-anak kurang kasih sayang ini. Aku meneruskan membaca tanpa peduli dengan sekitarku.
Tiba-tiba cuaca panas meminta kerongkonganku untuk diguyur air, tanpa alasan aku menenggak miras itu. Huek! Pahit, apa enaknya! Aku melanjutkan membaca komik.
Berlanjut seperti biasa anak-anak mulai beler, tiba-tiba ada sesosok pria berseragam PNS yang biasa kami kenal mengajar di kelas kami datang menghampiri. Pak Kus. Ia melihat kami berenam, wajahnya merah semerah udang rebus kemudian memberi isyarat agar kami semua mengikutinya. Sang pemilik warung hanya mengintip kejadian ini dari balik tirai. Dengan berusaha sadar teman-teman mengikuti langkah Sang Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan itu. Saat itu hanya aku yang tidak mabuk.
☺ ☺ ☺
Sepuluh hari pascaskorsing yang menimpaku. Kini aku mulai masuk sekolah lagi, dengan perasaan sedikit canggung, bukan karena masalah skorsing ini, aku sih merasa tidak bersalah karena aku tidak meminum –baiklah, mencicipi seteguk - arak murahan itu, tetapi memang salah juga karena berada di TKP waktu itu, melainkan karena rambut yang hanya tiga senti ini bertengger di kepalaku membuatkau merasa konyol.
Semua guru rata-rata sudah tahu kasusku, rata-rata dari mereka kecewa denganku, tapi sebagian masih bersyukur karena aku tidak ikutan beler bersama yang lain, jadi skorsku tidak selama kelima bocah yang lain.
Hari ini jadwal wali kelas merombak tempat duduk kami. Aku dapat bagian yang agak belakang, bersama Erdian, cowok tajir seangkatanku. Kami memang sudah cukup akrab. Kami mengobrol. Dan pembahasannya adalah, kasusku. Hingga menceritakan kekecewaan Ayah, Ibu serta Abang dan Kakakku atas kasus ini.
“Terus kenapa kamu masih ikut duduk di sana? Mending pulang,kan.” Seorang anak perempuan berjilbab lebar yang duduk di depanku menoleh kearahaku dan Erdian, ia yang memotong sekaligus menutup pembicaraan ini. Tidak disangka ternyata Linda cukup peka dan simpati pada temannya, dengan tidak terduga mendengarkan ceritaku pada Erdian, yah, meskipun aku tidak kenal dekat dengannya.
Aku memandangnya dan menjawab hanya dengan senyuman. Sang bidadari manis itu hanya memandangku sebentar, kemudian menghela nafas, ia seperti paham dengan jawabanku, “sayangnya.” Ucapnya pelan tapi cukup jelas.
Aku hanya memandanginya yang sudah membelankangiku lagi. Bukan hanya karena perempuan ini yang seperti memahami arti dari jawaban senyumku tadi, tapi jawabnnya “sayangnya” yang ia ucapkan juga cukup untuk menyadarkanku kembali.
☺ ☺ ☺
Dahulu, waktu SMP. Aku masih teringat mentor pertamaku, Mas Gugun yang berwibawa, tenang, dan juga ganteng. Dulu di mata kami anak kelas dua SMP beliau bagai panutan dalam segala hal. Cara beribadah, cara berpakaian, hingga cara berbicara didepan umum, beliau berkata, bahwa kitalah para calon generasi yang mewarisi peradaban robbani! Saat beliau mengatakan itu kami semua merasakan energi keimanan yang dahsyat mengalir di tubuh kami. Dan itu terbukti dari semua orang yang tahu aksi hebat kami sebagai anak ROHIS, dulu.
“Semua manusia itu sama seperti halnya gerigi sisir .” Kata Mas Gugun, melihat kita cengo ia becap lagi, “begini aja, setiap muslim itu merupakan cerminan bagi saudara muslim lainnya, jika kita ingin melihat apakah seseorang itu baik, maka lihatlah teman dekatnya. Begitu pula apabila kita ingin menjadi seseorang yang baik, maka bertemanlah dengan orang-orang yang baik pula.”
Aku teringat beberapa sahabatku sesama aktivis di ROHIS SMP waktu itu, Ridwan, Majid, Bobby, dan yang lainnya?! ah…dimana mereka sekarang? Aku telah meninggalkan mereka semua dengan alasan yang tidak jelas, hanya karena ingin melihat dunia dari sisi yang lain. Tapi kenyataannya bukan dari sisi yang baik.
Aku berkaca pada teman-temanku yang tertangkap di TKP kemarin. Hinakah diriku ini? Sebening apakah diriku ini sesungguhnya?
☺ ☺ ☺
Aku makin bingung tentang apa yang harus ku perbuat. Seketika aku ingat Linda Si Perempuan Manis yang sepertinya begitu paham dengan masalah ini, ia juga sangat baik hati, pasti mau membantuku.
SMS pun terkirim ke nomor Linda.
SORI KLU GNGGU U. LIND, TLNG GW. GW HARUS TOBAT SKRNG!!
Hanya kata-kata itu yang mampu ku ketik saat itu, sepertinya sedikit konyol. Tapi memang aku sudah sangat bingung. Linda pun membalas sms dengan cepat.
ALHAMDULILLAH. ALLOH MENDENGAR DO’AKU. OK!
SLAMA NI AQ DTITIPIN KM SM MASKU, MAS GUGUN!

Rabu, 29 Juli 2009

Tentang Metro Hari Ini - Kemarin Sore


Kemarin saya menonton TV, ya.. sesuatu yang bermanfaat buat saya. Mencari ispirasi. Kemarin sebangunnya saya dari kasur - dari tidur sore, langsung saya sambar remote TV yang tergeletak tidak jauh dari tangan saya. menyalakan TV, berganti2 channel dan sampai di METRO TV, tertatik nntuk mengikuti pembicaraan METRO Hari ini, waktu sore, saya gak tau jam pastinya, tapi sih kayaknya sekitar jam 5 sore, yang jelas waktu itu saya sedang menunggu maghrib.


Sangat menari karena kalimat yang disampaikan oleh pembawa acara kala itu Eva Julianti yang mengatakan, bahwa Metro Hari ini akan menghadirkan seorang ahli dalam bidang ilmu bawah sadar dan mengaitkan dengan kasus teror di Hotel Ritz Calton dan JW Mariot, yang mengungkapkan adanya dugaan bahwa pelaku bom ketika melakukan aksinya berada di alam bawah sadarnya, ketika ditanyakan kepada narasumbernya, sayangnya saya lupa namanya, bahwa kesimpulan itu Ia raih dari hasilnya menonton tayangan CCTV yang terekam beberapa menit sebelum kejadian. Ketika ditanya dari mana Ia dapat menilai itu? Dijawab oleh sang narasumber, "dari gerak tubuhnya, 100%, ya!" . Semakin menarik saya. Kemudian iklan.



Disela-sela iklan, saya melamun, wah..wah.. ada-ada saja, coba mau saya lihat 'sepakar' apakah dia dalam bidang Ilmu Bawah Sadar atau yang populer dengan sebutan Ilmu Hipnotis, kontan saja saya teringat sosok Romy Rafael Sang Master Hipnotis, hahaahaa,, tapi tuh orang gak dapet gelar Master seperti Romy, entah karena kemampuannya atau karena tampannya. Romy Rafael kan cakep.



Lanjut menonton, diawal pembicaraan sang narasumber mengatakan bahwa sebelum berbicara tentang alam bawah sadar, brainstorming alias cuci otak, terlebih dahulu ia ingin menyampaikan bahwa ia telah memiliki sebuah buku pegangan yang mungkin tidak dimiliki oleh banyak orang, buku ini diakuinya, ia dapatkan dari salah satu 'pasiennya' yang telah dicuci otaknya alias telah terprogram dibawah alam sadarnya oleh sekelompok jaringan teroris yang telah berhasil ia sadarkan kembali, kemudian si 'pasien' ini bercerita dan memberikan bukunya yang ada sekitar 4 jilid (kalo gak salah), Handsbook of Al-Qaeda. Sontak saya makin tertarik.



Sang narasumber mengatakan dari buku tersebut tidak akan dia bahas semua, melainkan ia fokuskan para sistem perekrutan calon 'pengantin' - yakni orang yang akan menjadi pelaku bom - karena menurutnya itu merupakan kapasitasnya sebagai seorang ahli ilmu bawah sadar. Kemudian ia perinci lagi, ada 6 tahapan yang harus dilalui para calon 'pengantin' ini. Salah satunya mereka harus mempunyai sifat yang tenang. Dia memperinci lagi, "secara garis besar, orang yang akan dididik sebagai calon 'pengantin' haruslah orang yang rapi iman.". begitu ia berkata dengan landasan Handsbook of Al-Qaeda.



Menurutnya lagi, seorang yang bisa dibrainstorming tidak berarti dicuci otaknya, dihapus ingatannya dan dimasuki identitas baru, tetapi bisa saja orang biasa yang disusupi informasi-informasi baru di alam bawah sadarnya kemudian menjadi realita bagi diri si pelaku.



Lebih lanjut lagi ia menjelaskan alasannya, bahwa orang yang sudah rapi iman menurut mereka tidak akan mudah dicurigai, bahkan oleh orang-orang sekitarnya. Kemudian orang itu dididik imannya, mentalnya dan seterusnya dan seterusnya. Kemudian diberikan pelatihan-pelatihan mental dan fisik (pada sesi kali ini diperlihatkan tayangan pria-pria yang sedang berlatih militer ditengah hutan dan lapangan, mengenakan penutup kepala dan meneriakkan takbir). Pelatihan fisik ini memang benar-benar dilakukan selama beberapa kali, difungsikan untuk membuat sugesti sang peserta didik agar berada di titik 'hampir mati', menurutnya ini penting untuk membiasakan sang calon 'pengantin' merasakan perasaan yang normal - tidak panik, tidak kikuk - ketika ingin melaksanakan misi yang membahayakan keselamatannya sekalipun. Dan katanya pada latihan fisik itu pun tidak jarang 1 dari 10 pesertanya mati.



Para bidikan ini akan diberi pengetahuan yang baik tentang iman, lama-lama akan dibawa pergi, diasingkan, dipindahkan tempat tinggalnya selama beberapa waktu.



Pelatihan dan pendidikan pun dilakukan selama 3 tahun katanya. Sambil disugestikan bahwa bunuh diri yang semula dosa dapat berubah menjadi syurga. Begitu Sang narasumber berkata, dan lain-lain yang bakal lama buat diketik di postingan ini.



Tak lama saya menonton tayangan ini dan akhirnya adzan maghrib, kemudian saya matikan TV, bersiap wudhu dan sholat. Tidak saya lanjutkan menonton. Karena kalo nonton akan bikin hati tambah dongkol dan juga dimarahi sama Ibu, "udah maghrib kok masih nonton!!".



Dongkol kenapa? Tebak saja. Orang itu begitu mengagung-agungkan bidang keilmuannya, dan berbicara dengan mudahnya seperti seorang materialis. Karena kata-kata tidak langsung yang ia sugestikan adalah:
1. Waspada terhadap bentuk aksi belajar-mengajar tentang islam. Intinya Islam yang dicurigai dan dibawa-bawa lagi.



Bukannya saya ini teroris. Tapi kasihan orang-orang yang harus memilih untuk tidak datang ke pendidikan-pengajian mengenai Islam yang sesunggunhnya. Seharusnya kan biarkanlah orang-orang itu belajar Islam! biar gak sesat!


Gambar nyomot dari sini dan sini tanpa permisi.

Rabu, 01 Juli 2009

kucing lainnya

Seperti biasa postingan Photograf kalo gak ada ide,, hehe,,





Kamis, 04 Juni 2009

Sebuah Blog dan Rengungan


Panjang memang perjalananan saya tentang blog ini. hehe,
sebuah renungan akhirnya yang dapat tertuliskan juga disini. Dulu, awal ngeblog saya memang nggak sengaja, tapi saya nda nulis minat di postingan kali ini, rencananya memang mau buat Sebuah Blog dan renungan part 2 hehe..

Renungan, selama saia malang melintang di jagad blogsphare ini, banyak macam dan rupa blog maupun blogger yang beredar di seluruh mancanegara, terutama di Negeri Indonesia ini yang saia amati, karena yang bahasa asing saya sulit membacanya (membacanya saja susah). Mulai dari warna-warni blognya maksudnya bener2 warna templatenya, dan gak hanya warna-warni templatenya saja, tapi juga desain, keperluan, postingnna juga bermacam rupa.. ada empu blog (blogger) yang postingannya selalu membawa identitas idealismenya, ada juga yang membawa dirinya apa adanya saja, ada yang lebih lucu lagi ngeblog dengan karakter pribadinya yang berbeda dari karakternya di dunia nyata, entah maksudnya melampiiiaasskan kepribadiannya yang diinginkan tetapi nggak diharapkan teman2nya di dunia nyata saia nda ngerti,, yang jelas mereka semua punya keunikan tersendiri, itu dalam hal karakteristi yang menjadikepribadian blog yang digawngi sang empunya ini. Sampai ke Blogger yang sudah pada level 'artis', terkadang sedikit heran saya, padahal yang diposting nggak penting2 amat, tapi dalam aktu menit pulihan komen masuk ke postingannya, dan orang-orang berebut untuk mendapat posisi komen pertama.
Lain halnya lagi dengan peuntukannya, ada yang ngeblog buat curhat blass,, ada yang nyari nafkah dengan mengAdsensenya, ada yang penggemar, ada juga yang nyari ketenaran lewat blogging.
Memang yang namanya informasi jamn sekarang sudah maju, tidak hanya dalam hal mendapat informasi, tetapi juga menyuarakan (menyampaikan) informasi. Intinya blog memang banyak manfaatnya, jika dibawa ke jalan yang benar, begitu pula sebaliknya.
Masalahnya saya belom tahu sampe sekarang, ini Blog mau diapain ya?

gambar nyomot dari sini

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008